Skip to main content

Hypatia, Perempuan Ahli Astronomi

Hypatia, filsuf perempuan, ahli matematika dan astronomi, yang hidup akhir abad empat sampai awal abad lima, mungkin saja tak akan mati tragis, seandainya ia bertobat menjadi Kristen. Tapi, pilihan itu tidak diambilnya. Hypatia tetap bertahan sebagai seorang yang mencintai ilmu pengetahuan meski harus mati ditelanjangi, tubuh dirobek oleh para manusia-manusia ganas yang sedang, katanya, menyampaikan Kabar Baik.

Ayah Hypatia adalah Theon, seorang guru dan ahli matematika dari Alexandria. Sejarah mencatat, Hypatia kemungkinan lahir antara 350 dan 370 dan meninggal pada Maret 415. Hypatia mati dibunuh oleh orang-orang Kristen awal itu. Ia dituduh menjadi dalang kerusuhan agama di masa itu.

Sebuah catatan tentang Hypatia menceritakan bahwa perempuan ini cerdas. Ia senang mengenakan pakaian khas seorang sarjana atau guru, bukan pakaian yang dikenakan perempuan pada umumnya. Dia bergerak dengan bebas, mengemudi kereta sendiri. Sebagai seorang perempuan, masa itu, sikapnya ini bertentangan dengan norma atau perilaku umum masyarakat. Tapi, dia baik hati. Davus, budaknya itu, telah dibebaskannya sebagai manusia merdeka. Meskipun, akhirnya Davuslah –yang begitu terhipnotis dengan kekristenan – yang membunuh dia.

Nama Hypatia bermakna ”tertinggi”. Mungkin, ada sebuah harapan dari kecerdasan dan komitmennya Hypatia mencapai pengetahuan yang tertinggi. Dan, benar. Teorinya tentang peredaran planet-planet yang berpusat pada matahari, kemudian hari terbukti sebagai yang benar. Keyakinan pengetahuan itu sangat bertentangan dengan keyakinan buta gereja di masa itu. Gereja meyakini bahwa bumilah pusat tatasurya. Teori Heliosentris ini, sebelumnya sudah diajukan oleh Aristarkus dari Samos. Teori heliosentris telah berhasil dihidupkan kembali hampir 1800 tahun kemudian oleh Copernicus dan dimodifikasi oleh Johannes Kepler dan Isaac Newton .

Ciryl, pemimpin kelompok Kristen yang militan itu sangat memusuhi sains, orang-orang pagan dan Yahudi. Suatu waktu, Ciryl mengutip ayat alkitab dan membacakannya di hadapan Orestes, bekas murid Hypatia yang saat itu telah menjadi gubernur Alexanderia. Ciryl berkata: “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah. Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.”

Maksud Ciryl adalah untuk mengingatkan Orestes tentang sikap Hypatia yang menurutnya tidak pantas itu. Juga, bermaksud agar si Orestes ‘bertobat” dan masuk ke agama Kristen. Tapi, Orestes tidak bergeming. Ia tetap sebagai dia.

Hypatia hidup di masa ketika kekristenan sementara bertumbuh dengan pesatnya. Ketika Flavius Valerius Aurelius Constantinos atau umum dikenal sebagai Konstantinus Agung menerima agama Kristen dan menjadikannya sebagai agama resmi negara, maka menjadi kuatlah posisi agama ini. Kalau dulu pengikut agama Kristen yang dikejar-kejar oleh penguasa Romawi, mulai saat itu, agama Kristenlah yang balik menjadi pengejar. Sasarannya para pengikut agama Yahudi, yang disebut beragama pagan (kafir) atau yang mengembangkan ilmu pengetahuan (sains) yang berbeda atau bahkan menyerang paham/doktrin resmi gereja. Hypatia kemudian menjadi salah satu korban ‘arogansi’ para pengikut agama Kristen di masa itu.

Comments

Popular posts from this blog

Awal Mula Gerakan Pantekosta di Tanah Minahasa

Sekolah Alkitab di Surabaya tahun 1941 Orang-orang Minahasa di tanah rantau, bertemu dan meyakini gerakan Pantekosta yang diperkenalkan oleh para missionaris keturunan Belanda yang bermigrasi ke Amerika. Lalu para penginjil ini pulang kampung dan menyebarkan gerakan Pantekosta di tanah asal mereka. PELABUHAN Amurang, 13 Maret 1929. Sebuah kapal penumpang yang berlayar dari Surabaya baru saja berlabuh. Dua penumpang di antaranya sedang menjalankan misi gerakan Pantekosta. Julianus Repi dan Alexius Tambuwun, nama dua penumpang itu.    Di Tanah Jawa, tanah perantauan, mereka mengenal dan belajar aliran kekristenan ini. Di tanah asal mereka, Minahasa jemat Kristen Protestan sudah berdiri sampai ke kampung-kampung sejak beberapa abad lampau. Dengan semangat yang menyala-nyala, dua pemuda ini bertekad pulang ke tanah kelahiran untuk menjalankan misi.   "GPdI masuk di Sulut ketika itu dikenal dengan Sulutteng pada awal Maret 1929. Julianus Repi dan Alexius Tambu...

Tragedi Kebudayaan pada Makam Leluhur

Dibuat dengan AI, bing.com SUATU malam, mungkin dua minggu dari sekarang, saya mengambil waktu sejenak berdiri di pinggir jalan. Tepatnya, dekat jalan masuk menuju ke rumah sakit Gunung Maria, Tomohon. Posisi saya berada di tempat parkir sebuah minimarket waralaba.   Di seberang jalan, lampu terang benderang dari sejumlah gedung yang berjejer. Ada gedung retail perabotan rumah tangga dan asesoris. Di sebelahnya ada gedung restoran walaraba. Keduanya adalah perusahaan waralaba international. Sebuah gedung tempat fotocopy milik pengusaha lokal tampak terjepit di antara dua gedung itu. Jalanan yang padat dengan kendaraan makin membuat tempat itu benar-benar seperti kota modern.   Pada jalan ke arah menuju Tondano dan Kawangkoan, di tengah-tengahnya, patung Tololiu terlihat samar, sesekali cahaya lampu kendaraan mengenai wajahnya. Ia bukan sekadar benda. Patung ini adalah artefak, sebuah teks dan narasi tentang heroisme komunitas ini. Tapi, siapa yang peduli dengan itu ketika s...

'Kukis Brudel', Kue dari Belanda yang Populer di Minahasa

Kue Brudel dari Belanda, diperkenalkan di Hindia Belanda oleh Nonna Cornelia dalam buku resepnya, di Minahasa kue jenis ini sangat populer   SETIAP mendekati ‘Hari Besar”, Natal dan Tahun Baru atau acara-acara tertentu, orang-orang Minahasa pasti akan mengingat kukis (kue) yang satu ini: brudel. Kukis brudel dapat dinikmati setelah makan rupa-rupa lauk-pauk dalam pesta-pesta. Juga sangat pas dinikmati bersama kopi atau teh hangat.     Dari mana asal kukis brudel ini? Orang-orang akan menjawab, dari Belanda. Dari zaman kolonial. Tapi bagaimana kisahnya? Resep kukis (kue) brudel atau dalam bahasa Belanda ditulis broeder sudah muncul dalam sebuah resep masakan tahun 1845. Pengarangnya bernama Nonna Cornelia. Buku karangannya yang berjudul Kokki Bitja ataoe Kitab Masakan India diterbitkan dalam bahasa Melayu dicampur bahasa Belanda. Pertama kali terbit tahun tahun 1845, lalu terbit lagi dalam edisi revisi tahun 1859.     “Ambil doea deeg, ...