Tuesday, December 3, 2019

Cerita Orang Islam dan Kristen dalam Kitab Roskott

Ambon abad 19 (Sumber: http://negerisaparua.blogspot.com/)


Pada abad 19 ada cerita orang Sarani (Kristen) menolong orang Islam di Ambon dalam buku pengajaran di midras 



TAHUN 1862 terbit sebuah kitab atau buku pengajaran untuk murid-murid midras (sekolah milik zending) di Maluku. Pengarangnya seorang guru dari Jerman yang bekerja pada Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), Bernhard Nikolas Johann Roskott (1811-1873). Buku itu berisi kumpulan cerita yang mengandung pesan-pesan keagamaan.

Salah satu ceritanya berjudul “Pengasеhаn Pаdа Samanja Manusija” atau dalam bahasa Melayu modern (bahasa Indonesia), “Kasih pada Sesama Manusia”. Cerita ini diadaptasi dari sebuah kisah di Perjanjian Baru, yang oleh kebanyakan orang Kristen mengenalnya sebagai kisah Orang Samaria yang Murah Hati dalam kitab Lukas 10:29—37. 

"Saawrang Islam jang mawu pulang pada negerinja dapatlah sakit pajah di-antara djalan pada sawatu tampat sunji di hutan, ija sudah bernanti lama-lama kaluw-kaluw trada satu awrang djadi langgar tampatitu, sopaja dija bawleh minta tulong sedikit, karana badannja terlalu lombot."

Demikian Roskott memulai cerita itu dalam buku karangannya berjudul Kitab Pembatjaan Guna Sekalijen Anakh-anakh Midras di Pulaw-pulaw Molukkoterbit 1862.   

Berbeda dengan kisah di kitab Lukas yang tidak menyebut identitas orang yang membutuhkan pertolongan itu, pada cerita ini Roskott menyebut orang itu beragama Islam.

Orang Islam ini, menurut cerita Roskott itu hendak pulang ke negerinya. Di tengah jalan, ia melewati sebuah hutan yang sunyi. Tiba-tiba ia mendapat sakit. Ia lalu menunggu di situ berharap ada orang yang lewat agar ia mendapat pertolongan.  

Cerita berlanjut: 

Hampir-hampir malam duwa awrang Sarani, Satu nama Johan, jang lajin nama Pieter, datang langgar tampat itu, lalu lihat awrang Islam, tidor dibawah satu pohon kajuw.—Johan bilang pada tamannja Pieter: tantu manusija ini sudah dapat sakit, karana dija putjakh sakali-kali, mari kita awrang tulong dija sedikit, djangan dija tinggal sendiri-sendiri di hutan pada malam ini, gampang dija mati disini.

Mungkin karena pendengar cerita ini adalah anak-anak midras yang Kristen, maka Roskott sengaja menyebut, bahwa dua orang yang lewat itu adalah beragama “Sarani” (Kristen).  Satu bernama Johan, yang lain bernama Pieter. 

Apa yang dilakukan oleh kedua orang Sarani ini kepada orang Islam yang sedang sakit itu?

Tetapi Pieter trada mawu, dija kata: bejta misteer apa dangan awrang Islam itu, sabantar glap, kalu kita awrang mawu tulong awrang sakit ini, kita awrang dapat glap di djalan, mari, tinggal dija, kita awrang pigi,” demikian lanjutan cerita.

Pieter, yang orang Sarani itu ternyata tidak menolong orang Islam itu dengan alasan hari mulai gelap. Takut kemalaman di jalan.

Bagaimana dengan Johan?

“D
ija pergi tjahari ajerkassi minom pada awrang jang sakit itu, habis dija (jahari rompot kring, kassi tidor awrang sakit, dan kompol kajuw api, lalu tinggal djaga dengan awrang sakit sampej sijang, baharuw dija bawa pulang awrang Islam itu sampei di negerinja.”

Johan menolak ajakan Pieter untuk segera berlalu dari tempat itu. Johan mengambil tindakan menolong orang Islam itu. Dia memberinya minum. Mengumpul rumput kering agar si orang Islam yang sakit dapat tidur di situ. Dia menjaganya sampai siang. Lalu membawa pulang ke negerinya. 

Sebagai sebuah cerita untuk anak-anak, Roskott menambahkan pesan mengenai upah dari berlaku kasih.

Вini, anakh deri awrang Islam minta banjakh tarima kassi pada Johan,dan samowa awrang Islam didalam negeri itu pudji Johan deri sebab dija punja pengasehan. Lebeh djawoh lagi pemarentah tanah sudah dengar bowatan jang bagus itu deri Johan, Ialu memberi sawatu pangkat jang hhormat pada dija, tetapi Pieter dapat banjakh tjela deri sakalijen taman-tamannja.

***
Pertengaham abad 15, Islam sudah menjadi agama di kalangan keluarga kerajaan-kerajaan di Maluku Utara. Islam masuk di wilayah ini melalui jalur perdangan. Kekristenan Katolik dari Portugis menyusul datang pada abad XVI. Sejak saat itu, orang-orang di Maluku telah mengenal dua agama ini.

Setelah Kristen Katolik dari Portugis, pada abad XVII agama Kristen Protestan dari Belanda datang diperkenalkan oleh pendeta-pendeta VOC. Setelah VOC bangkrut pada tahun 1799, datanglah era pemerintahan Hindia Belanda. Ada masa pendek kekuasaan Inggris sebelum Belanda melanjutkan penguasannya.

Kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara semakin kokoh. Kristen Protestan yang disebarkan oleh para zendeling juga mendapat tempat pada masyarakat luas.

Chris de Jong dalam tulisannya berjudul “Leven en werk van Bernhard Nikolas Johann Roskott (1811-1873) op Ambon” menyebutkan, orang-orang Kristen Protestan kebanyakan terkosentrasi di negeri-negeri wilayah Maluku Tengah, yaitu Ambon, bagian barat dan tengah Seram, Buru, Haruku, Saparua, Nusalaut, Ambalau, Manipa, Kelang dan Boano.

Sementara orang-orang Islam terutama terdapat di Hitu, wilayah semenanjung utara dari Ambon, lalu di beberapa negeri di sepanjang pantai utara dari Saparua, Haruku, pantai Seram dan pantai barat pulau Seram.

Menurut Karel Steenbrink dan Mesakh Tapilatu dalam  A History of Christianity in Indonesia (editor Jan Sihar Aritonang, Karel Steenbrink, terbit tahun 2008) pada tahun 1821, di luar kota Ambon, terdapat sekolah dan jemaat di 28 desa di pulau Ambon; Haruku memiliki 7 sidang, Saparua 13, Nusalaut 7, dan Seram 13 dan ada sidang kecil di Buru, Manipa, dan Boano. Ini hanya wilayah Maluku Tengah.

Pada tahun 1821 jumlah orang yang dibaptis di Maluku Tengah sebanyak 30.435. Tahun 1837 meningkat sedikit menjadi  35.877. Hingga tahun 1850an, jumlah orang Kristen di Maluku sekitar 45 persen, Islam lebih banyak. Kedua agama telah menjadi bagian dalam kehidupan keagamaan orang-orang Maluku.

Di era ini, salah satu yang dikerjakan oleh para zendeling adalah mendirikan sekolah-sekolah atau midras. Tokoh yang berperan penting dalam pengembangan pendidikan di Maluku, dan bahkan dampaknya hingga ke Minahasa adalah Bernhard Nikolas Johann Roskott, pengarang buku itu. 

De Jong menyebutkan, Roskott adalah seorang guru dari Jerman yang datang ke Ambon pada  1835.  Tiba di sana pada bulan Maret 1835.  Steenbrink  dan Tapilatu menyebutkan, Roskott adalah seorang guru yang memiliki kualitas tinggi. 

Ketika berada di sana, Roskott lalu mendirikan Sekolah Pelatihan Guru di Batumerah. Sekolah ini menghasilkan guru-guru, yang bukan hanya untuk sekolah-sekolah di Maluku, tapi beberapa di antaranya juga dikirim ke Minahasa.

Di Maluku, pendirian sekolah-sekolah sudah diupayakan oleh pihak VOC sejak abad 17. R.Z. Leirissa dalam tulisannya berjudul “Midras dan Ambonsche Burger School: Dua Bentuk Sekolah Yang Bertolak Belakang Di Maluku Tengah Dalam Masa Penjajahan” dalam Pendidikan Sebagai Faktor Dinamisasi Dan Integrasi Sosial (1989) mengatakan, pada abad ke-17 hampir setiap desa di kepulauan cengkih di Maluku Tengah, yaitu Ambon, Saparua, Haruku , dan Nusalaut sudah mempunyai sekolah. Kecuali Seram, Buru, dan lain-lain, daerah-daerah yang
tidak menghasilkan cengkih. 

Perkembangan signifikan terjadi sejak kedatangan Roskott tahun 1835.

“Antara 1835 sampai 1864 sekolah guru Roskoot ini menghasilkan lebih dari seratus orang ‘guru midras',” tulis Leirissa.

Kenyataan adanya negeri-negeri Islam Maluku, ternyata menjadi konteks pengajaran di midras-midras. Roskott rupanya memberi perhatian juga terhadap hubungan antara Kristen dan Islam di sana. Melalui ceritanya itu ia mengajarkan bagi murid-murid midras untuk berlaku kasih kepada sesama manusia, termasuk kepada orang-orang Islam.

Вarang sijapa ada dalam susah ataw tjelaka ada samamu manusija hendakhlah kamu tulong dija barapa-barapa bawleh, bagitu djuga Bapa samawi akan pandang kamu salaku anakh-anakhпja jang kekaseh,” demikian Roskott menutup ceritanya dengan pesan kasih.(*) 



_______________________
Artikel ini ditulis oleh Denni H.R. Pinontoan. Saran dan masukan silakan dikirim ke alamat email dpinontoan6@gmail.com. Pengutipan untuk penelitian atau penulisan artikel, harap mencantumkan nama 'Denni H.R. Pinontoan'. Pihak yang akan mengutip keseluruhan artikel untuk diterbitkan di media lain atau untuk kepentingan komersil lainnya, harap terlebih dahulu menghubungi penulis.

*Jika anda ingin menghubungi saya terkait dengan artikel yang dibaca di blog ini, atau untuk menyampaikan sesuatu boleh melalui:  
dpinontoan6@gmail.com
 Denni Pinontoan

 082187097616
Makase banyak. 

No comments :

Post a Comment