Buku ini mulanya adalah artikel yang terbit pada buku "Gerbang Demokrasi" (editor Nur Hidayat, Sardini, dkk, diterbitkan oleh KPU Sulawesi Utara, 2021). Sebagai artikel tentu hanya pokok-pokok penting yang dipaparkan, dan karena diterbitkan untuk buku yang bertemakan "kepemiluan" maka pembahasan hanya fokus pada deskripsi mengenai perjuangan Maria Walanda Maramis dan PIKAT hak pilih perempuan.

Pada buku ini pembahasan diperluas dengan tambahan pokok perjuangan hak pendidikan. Lalu, keduanya, baik hak pilih maupun hak pendidikan dihubungan dengan konteks sosial-politik kolonialisme ketika Maria Walanda Maramis dan PIKAT melakukan gerakannya. Bagi saya, kedua pokok yang menjadi perhatian Maria Walanda Maramis dan PIKAT mesti didudukkan pada konteksnya, yaitu kolonialisme agar narasi sejarah gagasan dan gerakan yang berkaitan dengan hak pendidikan dan hak pilih perempuan Minahasa (pribumi) dapat ditafsir dan direkonstruksi nilai-nilai kesejarahannya.

Buku ini diterbitkan secara digital (format pdf), dan dijual dengan harga Rp. 40.000. Bagi yang berminat membelinya, pesan melalui nomor WA: 082187097616.

 

__________________________

Kristen Magis menurut Kruyt dan Kristen Kultural

ZENDELING Albertus Christiaan Kruyt yang bertugas di Poso sejak tahun 1892 dalam bukunya Van Heiden Tot Christen terbit tahun 1926 menceritakan mengenai cara orang-orang Poso merayakan dan menghayati Natal. Dari pengamatannya secara partisipatif dia mendapati bahwa perayaan Natal bagi orang-orang Poso agaknya masih dalam penghayatan ritual-ritual agama leluhur mereka. Pohon terang misalnya dimakna secara magis. Lalu, perayaan Natal mesti dilakukan secara komunal yang ditandai dengan pesta-pesta, yaitu kesibukan memasak, makan-makan, saling pesiar, dan pertunjukkan semalam suntuk. Selanjutnya...

__________________________

Maria adalah Perempuan! (beberapa catatan tentang monolog “Maria”)

 


 

Manado, 30 Oktober 2021 malam. Kota ini terasa begitu sesak. Di suatu kawasan pusat perbelajaan terlihat ramai orang-orang menikmati malam. Jalan raya padat dengan kendaraan roda empat dan dua. 

Di sebuah kafe Maria hadir lagi dan berbicara hadapan orang-orang di situ. Ia berbicara dengan nada mengeluh, tapi juga protes. Maria, ya dia seorang perempuan. Selanjutnya...

__________________________

“Indu-nesia”

JAUH ke belakang, satu abad sebelum ia menjadi nama negara, nama tuanya adalah "Indunesia" dan "Malayunesia". Nama itu diberikan oleh George Samuel Windsor Earl (1813-1865) pada tahun 1847. Cuma saja dia lebih suka dengan nama Melayunesia untuk menunjuk pada sebuah wilayah geografis, yang oleh pemerintah kolonial Belanda menyebutnya Hindia Belanda. Selanjutnya...

__________________________

Ada Karena Kata



Salah satu dari kegiatan berekonomi itu adalah memberi harga pada apa yang mulanya tidak memiliki harga atau tidak dapat diberi harga. Bagian dari proses itu adalah mengubah sesuatu menjadi sangat berbeda dari apa yang ada pada dirinya. Baca selanjutnya...

__________________________

Gedung Gereja Tua GMIM ‘Sion’ Sendangan dalam Memori 


Gedung gereja tua “Sion”, Sendangan, Kawangkoan adalah ‘situs’ memori sejarah, budaya dan tentu religiusitas. Sebagai foto dFacebook ia adalah ‘situs’, yang mengantar siapapun orang yang pernah menjadi bagian darinya kembali ke ‘rumahnya’. Gedung gereja tua itu dalam foto bukanlah ‘artefak’ seperti dalam pengertian para peneliti cagar budaya. Ia adalah ruang hidup. Sebab, kehidupan itu bukan hanya ‘sekarang ini’, namun juga ‘masa lalu’ dalam sejarah, dan ‘masa depan’ dalam semangat untuk melanjutkan kehidupan.

Baca selanjutnya....

__________________________

KULTUR KELELONDEY, LANGOWAN DI ERA BUDAYA DIGITAL DI LANGOWAN   



Jika 190 tahun lalu misionaris Eropa yang datang memperkenalkan teknologi buku cetak dan literasi kepada orang-orang Langowan (dan sekitarnya), di Langowan itu pula hari ini para generasi milenial Minahasa belajar bersama bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk menyampaikan pesan kehidupan kepada masyarakat dunia.

__________________________

Sepak Bola di Minahasa dari Masa Kolonial hingga Era Stadion Klabat

Bagaimana sejarah persepakbolaan di Minahasa? Nonton video ini di channel youtube saya



__________________________

Tentang Makna Penanggalan Hari Lahir Kota Manado 14 Juli 1623

Apa arti tanggal 14, bulan Juli dan tahun 1623 dalam penanggalan hari ulang tahun Kota Manado? Nonton video saya ini di channel youtube


__________________________

AMBTENAAR DARI BATAVIA


Medio Juni 2021: Seorang ambtenaar dari Batavia, ya Jakarta itu, datang ke daerah koloni, Tanah Minahasa. Salam selamat datang disambutnya sekadar. Tak ada basa-basi - yang sebenarnya, pun seorang yang mulia Gubernur Jenderal perlu melakukan itu - si pegawai hamba birokrasi ini langsung interogasi ini dan itu. Khas seorang dari pusat kekuasaan. Ya, dia datang memang sebagai verifikator. 

__________________________


DARAH, LELUHUR DAN IDENTITAS

Tahukah anda warisan genetis apa yang mengalir dalam darah penyanyi asal Papua, Edo Kondologit? Menyimak hasil tes DNAnya, mungkin kita semua akan terkejut.

Hasil tes DNA Edo oleh Lembaga Eijkman menemukan bahwa ada gen Taiwan pada darah yang mengalir dalam tubuhnya.  

Lalu bagaimana dengan Najwa Shihab? Dirinya sendiri terkejut, dan mungkin juga kita, gen Arab pada dirinya hanya 3,4 persen. Najwa Shihab memiliki 10 fragmen DNA dari 10 leluhur berbeda. DNA-nya didominasi gen South Asian dengan jumlah 48,54 persen. (selengkapnya anda dapat membaca hasil tes DNA untuk sejumlah tokoh publik ini di situs kompas.com dan Historia.id.)

Selanjutnya...


_________________________


Buku "Walian dan Tuang Pandita"

*Berminat dengan buku ini, klik di sini untuk cara mendapatkannya....

__________________________


Flu Spanyol di Minahasa tahun 1918 dan Medis yang Minim



Flu Spanyol atau pandemi influenza yang melanda dunia tahun 1918 juga menyebabkan banyak korban meninggal di Minahasa. Ini terjadi di masa baik tenaga maupun fasilitas medis masih sangat minim


__________________________

Tuhan ke Mana?



AGAMA-agama dan ruang-ruang sosial sepi. Virus Corona menyerang manusia, masyarakat dan peradaban. Hal keagamaan dan kerutinan masyarakat sejenak berhenti. Peradaban memasuki masa hening. Baca selengkapnya...

__________________________

Covid 19



SALING bersalaman, untuk sekarang ini, dianjurkan baiknya tidak dilakukan dulu. Apalagi cipika-cipiki.

Dulu larangan bersalaman antar orang-orang tertentu terutama karena alasan agama. Alasannya bersifat doktrinal. Sesuatu yang tak dapat diindera.

Terkini, anjuran itu karena bahaya virus yang bernama corona. Itu juga karena sesuatu yang tidak dapat diindera dengan mata telanjang. Kontak langsung berbahaya menyebarnya virus corona itu. Baca selengkapnya...


__________________________

Bagian Ketiga: Si Mangalitow wo Si Mangalaun




"TOK...TOK..trok..tok..trok..tok...tok..." bunyi tetengkoren menggema.

  ........
  "Palakat...palakat...dengar palakat...

  Palakat dari Hukum Besar Willem Pinutusan...
  Voor penaggong-penanggong kerja mawendu di kobong-kobong kopi...Supaya samua     
  orang yang kena wajib kerja musti pigi ka kobong. Trada boleh ada yang cuma tinggal di  
  rumah.

  Samua orang penanggong musti pigi kobong kopi...

  Demikian palakat. Harap samua orang dengar deng patuhi...."

__________________________

Bagian Kedua: Papendangan





PERCAKAPAN yang tak menyenangkan dengan tuang pandita Duverman tak membatalkan rencana Mandey pergi ke rumah tonaas Pandei. Ia terlambat.

Mandey kini berada di depan sebuah rumah panggung. Pekarangan rumah ini ditumbuhi beberapa jenis tanaman. Tanaman tawaang terdapat di hampir setiap pinggiran pekarangan.

Tepat di bagian depan rumah, sebuah patung manusia terbuat dari kayu setinggi orang dewasa berdiri. Patung ini menandakan bahwa pemilik rumah ini adalah tona’as atau walian sebab ia terkait dengan foso-foso yang dilakukan.

__________________________

Frederik Kasenda, Pelukis Terkenal Asal Remboken-Minahasa



Frederik Kasenda,  pelukis asal Remboken - Minahasa membawa bakat alamiah melukis, juga empati pada perjuangan orang-orang Cina melawan Jepang

__________________________

Bagian Pertama: Kelung um Banua



CAHAYA purnama menyinari seantero wanua Tamberan. Di pekarangan rumah hukum tua yang luas itu sedang berlangsung pesta foso. Ramai orang berkumpul di situ. Ini malam terakhir foso panen padi yang dilaksanakan selama dua minggu.

Para gadis dan pemuda menari maengket. Musik kolintang gong terdengar hingga ke kejauhan. Di tengah keramaian pesta itu seorang walian perempuan memegang tawaang di tangannya. Walian lainnya mengitarinya. Doa-doa dipanjatkan. Selengkapnya... 

__________________________

J.A. Mattern dan Awal Kekristenan di Tomohon


Rumah Jaga dan pemandangan negeri di Minahasa abad 19

Zendeling J.A. Mattern dikenal sebagai perintis kekristenan di Tomohon, tapi orang Tomohon yang menjadi Kristen sudah ada sebelum kedatangannya

__________________________

“Pulang Kampung”, Pulang ke Mana?




PERISTIWA ‘pulang kampung’ (Pulkam) pada momen Natal, Tahun Baru atau hari raya pengucapan syukur, atau hari-hari raya keagamaan agama-agama pada umumnya terjadi karena sebelumnya telah berlangsung urbanisasi. Modernisasi kolonial telah membentuk kota-kota sebagai pusat kekuasaan dan ekonomi. Pembentukan tatanan sosial baru, yang di dalamnya termasuk relasi-relasi baru antar kelompok dimungkinkan karena terbentuk dan berkembangnya ruang-ruang hidup baru yang lebih modern, majemuk dan kapitalistis.


__________________________

Kisah Zendeling N.Ph. Wilken di Tomohon, dari Menunggang Kuda hingga Gempa





Jauh dari negeri Belanda, zendeling Nicolaus Philipp Wilken datang ke Tanah Minahasa, dari Tomohon melayani dengan menunggang kuda dan menyaksikan kengerian gempa bumi.
Baca selengkapnya...

__________________________

Wilson Katepu Kansil, Anak Bangsawan yang Memilih Menjadi Pendeta

 



Wilson Katepu Kansil lahir dari keluarga bangsawaan di Tagulandang, tapi memilih menjadi pendeta hingga melayani di Belanda

__________________________

Asal Usul Pohon Terang dalam Perayaan Natal di Minahasa


Ilustrasi orang di Eropa mengambil Pinus di Hutan. (Sumber: Aletta Hoog, Wat de Kerstboom Vertelden, 1917)


Para zendeling memperkenalkan ‘pohon terang’ untuk perayaan Natal, tapi orang-orang di Hindia Belanda menanggapinya dengan memberi unsur magis

__________________________

Riwayat Sinterklaas



Poster Sinterklaas di K.R.O. Gids voor de Jeugd - De Kindercourant van 2 Dec. 1935


Setiap memasuki bulan Desember, Tanah Minahasa ramai dengan Sinterklaas. Dari mana tradisi Sinterklaas ini?
Baca selengkapnya...

_________________________________________________________

KULINER MINAHASA

_________________________________________________________

 

Cerita Orang Islam dan Kristen dalam Kitab Roskott

Ambon abad 19 (Sumber: http://negerisaparua.blogspot.com/)



Pada abad 19 ada cerita orang Sarani (Kristen) menolong orang Islam di Ambon dalam buku pengajaran di midras 


__________________________


Masa Kecil Alexius Impurung Mendur di Kawangkoan



Alexius Impurung Mendur, seorang fotografer jurnalistik asal Talikuran, Kawangkoan, di masa kecil adalah seorang anak yang rajin, pinter dan memiliki semangat yang tinggi untuk maju..


__________________________

Nyanyian Para Soldadu dalam Perang

 
Tentara KNIL di Batavia tahun 1930. (Sumber: http://www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl)

Para soldadu di medan perang selalu dibayang-bayangi oleh kesedihan, putus asa dan kematian, mereka butuh hiburan, maka sebuah buku berisi kumpulan nyanyian diterbitkan untuk mereka....
Selanjutnya...


__________________________

Pelabuhan Manado Pada Awal Abad 20


Pelabuhan Manado di masa kolonial. (https://id.pinterest.com)

Pada awal abad 20, pelabuhan Manado ramai dikunjungi kapal-kapal untuk melakukan aktivitas perdagangan, kopra adalah produk andalan yang diekspor dari pelabuhan ini...
Selanjutnya...


__________________________

Willy Lasut, Gubernur yang Berani Gugat Praktek Korupsi 

 

Gubernur yang satu ini diberhentikan bukan karena mengkorupsi uang negara, tapi karena ia menggugat dugaan penyimpangan dana. Dialah Willy Ghaius Alexander Lasut, gubernur Sulawesi Utara tahun 1979-1978.


BUMI Beringin, Manado 20 Oktober 1979 pagi. Suasana kediaman Gubernur Sulawesi Utara tidak seperti biasa. Suasanan terasa tegang. Ini gara-gara, Willy Lasut sang Gubernur Sulawesi Utara sedang hadapi suatu masalah. Tiba-tiba saja, ia mendapat SK pemberhentian dari jabatannya sebagai gubernur. Dan, ia menolaknya.Selanjutnya...

 

___________________________________________________________________

Baca juga:

___________________________________________________________________

No comments :

Post a Comment